Persamaan Hak dan Derajat
Hak adalah segala sesuatu yang
harus di dapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak lahir bahkan sebelum
lahir. Di dalam Kamus Bahasa Indonesia hak memiliki pengertian tentang sesuatu
hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu
(karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb), kekuasaan yang benar
atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat. Sedangkan
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan (sesuatu hal yang
harus dilaksanakan). Di dalam perjalanan sejarah, tema hak relatif lebih muda
usianya dibandingkan dengan tema kewajiban, walaupun sebelumnya telah lahir .
Tema hak baru “lahir” secara formal pada tahun 1948 melalui Deklarasi HAM PBB,
sedangkan tema kewajiban (bersifat umum) telah lebih dahulu lahir melalui
ajaran agama di mana manusia berkewajiban menyembah Tuhan, dan berbuat baik
terhadap sesame. Sementara Derajat adalah tingkatan suatu
pandangan seseorang dari masyarakat tertentu.
Persamaan hak dan derajat di Indonesia
Banyak manusia yang berfikir dan menuntut
pemerintah untuk menyamaratakan hak dan derajatnya dengan manusia lain. Tanpa
ia sadari sebenarnya yang petut untuk meningkatkan hak dan derajat itu adalah
manusia yang bersangkutan. Hak dan derajat sebenarnya akan meningkat jika
manusia tersebut ingin dan mencoba untuk meningkatkannya, tanpa harus menuntut
beberapa instansi untuk melakukan yang sebenarnya adalah tugas dari manusia itu
sendiri.
Khusus di Indonesia, dan umumnya di seluruh Negara
dunia, penyamarataan hak dan derajat balum sepenuhnya tercapai. Untuk hak
sebagai warga Negara sebenarnya telah dianggarkan oleh pemerintah, hanya saja
ada sebagian oknum yang selalu belum puas atas apa yang ia inginkan sehingga
hak tersebut tidak sampai ke tangan masyarakat sepenuhnya. Sementara di
berbagai Negara di dunia, khususnya Negara maju sudah melaksanakan persamaan
hak hingga hampir seratus persen.contoh Australia, adalah salah satu Negara
maju dimana semua warganya berhak mendapatkan hidup yang layak, sekalipun dia
seorang pengangguran ataupun gelandangan. Setiap warga di sana yang tidak
mempunyai biaya untuk makan disediakan dapur umum untuk mereka dan makanan itu
pun tentunya gratis. Memang Indonesia tidak bisa dibandingkan dengan
Negara-negara lain apalagi Negara maju seperti Australia, tapi setidaknya kita bisa
mengambil pengajaran dari contoh tadi.
Tentang persamaan derajat, menurut penulis pribadi
sebenarnya adalah tanggung jawab pribadi masing-masing manusia. Jika seorang
manusia ingin memiliki derajat yang tinggi, atau minimal sederhana, manusia
tersebut tentu seharusnya juga tidak berdiam diri dan menunggu keajaiban yang
datangnya entah dari mana, seharusnya ia melakukan sesuatu, jika ia tidak bisa
melakukan sesuatu untuk orang lain minimal untuk dirinya sendiri.”Emang kalo
rejeki kagak kemane, tapi kalo lu kagak kemane2, mane mao dapet rejeki” kata
tersebut saya kutip dari Benjamin S. Masalah persamaan derajat, menurut penulis
pribadi tidak akan terjadi, sebab jika semua orang memiliki derajat yang sama,
tidak aka nada pemimpin, apalagi pemerintahan, dan tentunya manusia bingung
karena tidak ada pemimpin untuk di ikuti. Jadi, perbedaan derajat, menurut
penulis pribadi adalah anugrah dan tidak perlu diperdebatkan. Kembali ke konsep
pribadi, lakukanlah hal yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan taraf hidup
dan kehidupan serta harkat dan martabat diri kita, keluarga, dan orang-orang
sekitar kita.
Sumber : id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar